SMK diharapkan dapat merubah SDM untuk lebih maju sesuai dengan program yang dicanangkan oleh presiden. Lebih penting lagi bagi SMK adalah menyiapkan SDM yang siap memasuki dunia kerja di era industry 4.0. Sementara itu, persaingan kerja semakin ketat, bukan hanya bersaing dengan manusia namun juga bersaing dengan robot. Tugas utama SMK adalah bagaimana bisa membangun komunikasi yang baik dengan industri mitra. Melalui BKK, diharapkan SMK bisa menghadirkan keterserapan lulusan dengan baik.
Permasalahan yang sering terjadi dan dikeluhkan oleh pihak industri mitra adalah rendahnya budaya kerja alumni SMK. Hal ini tentunya menjadi keprihatinan bagi SMK dalam upaya menyiapkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja. Oleh karena itu, diantara langkah awal untuk mengatasi permasalahan tersebut, SMKN 1 Gempol melalui BKK mengundang pihak industri mitra untuk memberikan masukan tentang bagaimana menguatkan karakter budaya kerja pada siswa SMK.
Dikemas dalam acara workshop, hadir sebagai narasumber Ibu Soes al-Cholifa dari PT. Shinwa Nonwoves Indonesia yang berlokasi di PIER Rembang-Pasuruan. Kegiatan yang berlangsung pada hari Kamis, 17 Oktober 2019 mulai pukul 09.00 WIB di Ruang Sidang SMKN 1 Gempol ini berjalan secara interaktif. Hadir dalam kegiatan tersebut H. Makhmud, S.Pd, MM selaku Kepala Sekolah, Andik Yudiawan, M.Pd selaku Waka Humas, Luhur Darmawan, S.Pd selaku Ketua BKK sekaligus fasilitator kegiatan, H. Rudiyanto, S.Pd selaku Ketua KEK, para Kakomli, guru produktif, dan guru-guru normatif lainnya.
Diawali dengan pengenalan diri, , selanjutnya Bu Soes mengenalkan budaya kerja di perusahaan PMA Jepang ini. Dalam perusahaan, tidak ditolelir sedikitpun keteledoran yang berakibat pada kesalahan kecil namun fatal. Karyawan harus benar-benar menjalankan kerja sesuai dengan SOP. Sebagai contoh, di PT. Shinwa telah ditetapkan slogan “Lapor-Hubungi-Komunikasi”. Tatkala karyawan tidak melaporkan kerusakan yang terjadi pada alat perekat jendela yang berakibat debu dan kotoran bisa memasuki ruangan, maka terjadilah peristiwa dimana salah satu produk PT. Shinwa yang terdapat semut di dalamnya. Pada waktu itu, perusahaan sedang mengirim pesanan pada costumer di luar negeri. Akibatnya, costumer complain dan beberapa kontainer produk dikembalikan. Lihatlah, keteledoran kecil berakibat fatal, dimana kerugian yang ditanggung tidak cukup puluhan juta, bahkan ratusan juta.
Di lain waktu, SOP perusahaan menyatakan bahwa maintenance mesin produksi baru boleh dilakukan jika mesin telah dimatikan. Ada salah satu karyawan yang meremehkan SOP dengan melakukan pembersihan oli tatkala mesin masih hidup. Akibatnya? sudah bisa diduga, terjadilah kecelakaan kerja.
Berbagai peristiwa di perusahaan sebagaimana yang disampaikan oleh Bu Soes tersebut adalah salah satu contoh pentingnya karyawan memiliki karakter budaya kerja yang baik. Maka perlu ditanamkan dan dibangun karakter siswa SMK untuk disiplin mentaati aturan. Ini merupakan tugas bersama, terutama para guru produktif yang menjadi peserta workshop. Karakter siswa akan terbangun apabila telah dibiasakan dalam budaya sekolah setiap hari. Ini adalah tugas berat, karena membangun karakter tidak semudah membalik telapak tangan.
Pada sesion pertanyaan, banyak sekali para peserta workshop yang mengajukan pertanyaan. Jika dielaborasi, pertanyaan terkait trik-trik lolos tes tulis dan wawancara di perusahaan, budaya kerja di perusahaan Jepang, sistem pengupahan dan keselamatan kerja. Pada akhir workshop Bu Soes yang merupakan HRD di perusahaan yang memperoduksi bahan tisu basah ini titip pesan pada guru-guru SMKN 1 Gempol agar benar-benar membangun sikap atau karakter siswa dengan baik. Mohon diajarkan juga kepada para siswa untuk mudah dan berani berkomunikasi secara baik. Pembiasaan 5S harus benar-benar direalisasikan dalam kehidupan sekolah. Pada akhirnya, PT. Shinwa dan SMKN 1 Gempol berkomitmen untuk membangun komunikasi guna terus melakukan penyelarasan kurikulum dalam rangka menyiapkan lulusan yang berkualitas.
@ay