Ferian Angga Jefrianto, pelajar SMKN 1 Gempol, meraih juara dalam LKS (Lomba Kompetensi Siswa) Propinsi Jawa Timur, yang dilaksanakan di Bojonegoro, 26-30 Oktober 2014 lalu.
Siswa yang kini duduk di bangku kelas XII TPM I itu menyisihkan puluhan peserta lain dari berbagai sekolah se-Jawa Timur, dalam kategori Lomba CNC (Computer Numerical Control) Milling yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur. Juara 1 pun digenggamnya, dan berhak membawa pulang piala, sertifikat penghargaan serta uang tunai jutaan rupiah.
Saat ditemui di sekolahnya Selasa (11/11) siang, Ferian terlihat sumringah lantaran dapat membawa nama harum sekolah dan Kabupaten Pasuruan di kancah Jawa Timur. Remaja yang bercita-cita menjadi programmer handal itu menuturkan bahwa satu kelebihan yang dimilikinya bila dibanding dengan peserta yang lain adalah mindset (pola pikir) dalam pembuatan sebuah benda melalui pemprograman computer.
“Ketika saya membuat benda, saya yang paling cepat berpikirnya, karena hanya dalam hitungan menit saja, saya sudah tahu mau membuat apa,” pungkas Ferian kepada Suara Pasuruan.
Dalam mempersiapkan LKS supaya meraih juara, Ferian terus berlatih peprograman bersama dengan Jaka Suwanto yang tak lain Pembina dan guru CNC di sekolahnya. Menurut Jaka, Ferian sudah memiliki bakat dalam CNC Milling sejak duduk di bangku kelas X. Oleh karenanya, selama 2 tahun lebih dirinya memberikan drilling skill (melatih kemampuan,red) kepada Ferian agar tampil percaya diri dengan karya yang dibuatnya.
“Meskipun berasal dari orang tua yang kurang mampu, akan tetapi semangat dan otak Ferian sangat brillian dan memukau saya. Makanya saya langsung memilih dia untuk saya latih seoptimal mungkin hingga benar-benar jadi,” jelasnya.
Sementara itu, atas prestasi yang diraihnya, pihak sekolah telah memberikan reward berupa pembebasan biaya sekolah selama satu tahun. Machmud, Kepala SMKN 1 Gempol mengaku akan memberikan reward yang sama kepada siswa lain yang mampu menghasilkan deretan penghargaan, mulai tingkat Kabupaten sampai nasional.
“Bagi kami, yang terpenting adalah perkembangan output siswa, baik akademik maupun non akademik. Reward hanyalah apresiasi yang dapat kami berikan. Yang terpenting adalah keberhasilan anak-anak didik kami, apalagi kalau sudah lulus dan diterima di perusahaan bonafit atau perguruan tinggi ternama di Indonesia, itulah kebanggaan kami,” ujar Machmud. (emil)